Breaking News
- Mendikdasmen Tinjau Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Jawa Tengah
- Komitmen Unit Utama dalam Mendukung Tata Kelola Kemendikdasmen
- Kemendikdasmen Terbitkan Permendikdasmen Tes Kemampuan Akademik (TKA)
- Membangun SMK Unggul dan Relevan melalui Sinkronisasi dan Harmonisasi Program Pengembangan SMK 2025
- Mendikdasmen Terima Anugerah Konservasi 2025 Kategori Upakarti Dharmakarya Adhikarana dari UNNES
- Pemangku Kepentingan Pendidikan di Yogyakarta Turut Berikan Dukungan untuk SPMB
- Mendikdasmen Mendorong Penguatan Inovasi dalam Program Ditjen Diksi PKPLK
- Badan Bahasa Teguhkan Komitmen Pelestarian Pantun melalui Memperkasa Pantun Nusantara ke-4
- Daftar Penerima Penghargaan dan Apresiasi Malam Tasyakuran Hardiknas 2025
- Perkuat Kolaborasi, Kemendikdasmen Berikan Apresiasi Para Penggerak dan Inovator Pendidikan Nasional
Integrasi Coding dan AI di Dunia Pendidikan: Langkah Indonesia Menuju Ekosistem Digital Global

Keterangan Gambar : Integrasi Coding dan AI di Dunia Pendidikan: Langkah Indonesia Menuju Ekosistem Digital Global
Jakarta, Kemendikdasmen – Indonesia memiliki potensi besar untuk memasuki ekosistem digital global. Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, M. Muchlas Rowi, dalam sambutannya pada kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pengembangan Pembelajaran Coding dan Kecerdasan Buatan pada Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta, pada Senin (16/12).
Muchlas menyampaikan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan memulai langkah awal dengan mengintegrasikan pembelajaran coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di sekolah-sekolah di Indonesia. Pendekatan tersebut dirancang agar anak-anak dapat mengenal sains dan teknologi sejak dini, membangun kemampuan berpikir kritis, dan memahami cara memanfaatkan teknologi secara bijak.
“Anak-anak perlu diajarkan bagaimana mengelompokkan informasi dan mengenal diri mereka melalui pendekatan-pendekatan sederhana,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muchlas memaparkan bahwa berdasarkan data dari World Economic Forum, Artificial Intelligence menempati posisi kedelapan dalam teknologi yang diprediksi akan diadopsi oleh organisasi pada tahun 2023-2027 dengan presentase sebesar 74,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan yang bersifat rutin akan semakin terotomatisasi oleh AI. Hal ini menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk mencetak tenaga kerja yang siap bersaing secara global.
“Pembelajaran coding dan AI pada tingkat SMK perlu diarahkan pada penguasaan teknologi ini untuk menyiapkan SDM (sumber daya manusia) menjadi tenaga kerja yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan,” terangnya.
Potensi Indonesia dalam Memasuki Ekosistem Global
Dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, salah satu poin yang sangat relevan adalah memperkuat pembangunan SDM melalui peningkatan kualitas pendidikan, sains, dan teknologi. Pengembangan AI di Indonesia memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan ini. Data dari Writers Buddy Report tahun 2022-2023 tercatat bahwa Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara dengan pengguna AI terbanyak.
“Pencapaian ini menunjukkan betapa besar potensi pengguna AI di Indonesia, yang dapat menjadi pendorong penting dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul,” lanjut Muchlas.
Selain itu, ucap Muchlas, data lain juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara paling optimis dengan AI. Survei Artificial Intelligence Index Report 2024 oleh Stanford University menunjukkan bahwa orang Indonesia termasuk yang paling optimis di dunia terhadap teknologi AI. Optimisme ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia melihat potensi besar yang dimiliki AI dalam meningkatkan berbagai aspek kehidupan.
Tingginya adopsi dan optimisme terhadap AI, ditambah dengan banyaknya talenta pengembang perangkat lunak, menciptakan peluang besar bagi Indonesia. Keterhubungan digital yang semakin luas serta intensitas penggunaan internet yang tinggi semakin memperkuat potensi tersebut.
“Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan peningkatan keterampilan digital, pelatihan teknologi berkelanjutan, serta pemerataan akses teknologi terutama di dunia pendidikan. Hal ini penting untuk menciptakan SDM yang benar-benar siap bersaing,” pungkasnya.

Muchlas menyampaikan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan memulai langkah awal dengan mengintegrasikan pembelajaran coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di sekolah-sekolah di Indonesia. Pendekatan tersebut dirancang agar anak-anak dapat mengenal sains dan teknologi sejak dini, membangun kemampuan berpikir kritis, dan memahami cara memanfaatkan teknologi secara bijak.
“Anak-anak perlu diajarkan bagaimana mengelompokkan informasi dan mengenal diri mereka melalui pendekatan-pendekatan sederhana,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muchlas memaparkan bahwa berdasarkan data dari World Economic Forum, Artificial Intelligence menempati posisi kedelapan dalam teknologi yang diprediksi akan diadopsi oleh organisasi pada tahun 2023-2027 dengan presentase sebesar 74,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan yang bersifat rutin akan semakin terotomatisasi oleh AI. Hal ini menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk mencetak tenaga kerja yang siap bersaing secara global.
“Pembelajaran coding dan AI pada tingkat SMK perlu diarahkan pada penguasaan teknologi ini untuk menyiapkan SDM (sumber daya manusia) menjadi tenaga kerja yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan,” terangnya.
Potensi Indonesia dalam Memasuki Ekosistem Global
Dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, salah satu poin yang sangat relevan adalah memperkuat pembangunan SDM melalui peningkatan kualitas pendidikan, sains, dan teknologi. Pengembangan AI di Indonesia memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan ini. Data dari Writers Buddy Report tahun 2022-2023 tercatat bahwa Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara dengan pengguna AI terbanyak.
“Pencapaian ini menunjukkan betapa besar potensi pengguna AI di Indonesia, yang dapat menjadi pendorong penting dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul,” lanjut Muchlas.
Selain itu, ucap Muchlas, data lain juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara paling optimis dengan AI. Survei Artificial Intelligence Index Report 2024 oleh Stanford University menunjukkan bahwa orang Indonesia termasuk yang paling optimis di dunia terhadap teknologi AI. Optimisme ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia melihat potensi besar yang dimiliki AI dalam meningkatkan berbagai aspek kehidupan.
Tingginya adopsi dan optimisme terhadap AI, ditambah dengan banyaknya talenta pengembang perangkat lunak, menciptakan peluang besar bagi Indonesia. Keterhubungan digital yang semakin luas serta intensitas penggunaan internet yang tinggi semakin memperkuat potensi tersebut.
“Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan peningkatan keterampilan digital, pelatihan teknologi berkelanjutan, serta pemerataan akses teknologi terutama di dunia pendidikan. Hal ini penting untuk menciptakan SDM yang benar-benar siap bersaing,” pungkasnya.
Sumber :https://www.kemdikbud.go.id/

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments