- Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025
- Lebih Dari 1.200 Guru SMK dan Instruktur LKP Siap Tingkatkan Kompetensi
- Menyuarakan Kembali Semangat Kartini dalam Bedah Buku Trilogi Kartini
- Kemendikdasmen Dorong Kolaborasi Pusat dan Daerah Ciptakan Lembaga Pendidikan yang Berkualitas
- Bergabunglah dalam Workshop & Sosialisasi Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025!
- Kemendikdasmen Apresiasi Penyelenggaraan Program Bahasa Inggris BERCERITA di Kabupaten Belitung
- Kemendikdasmen Tegaskan Komitmen Indonesia dalam Program Prioritas SEAMEO 2021–2030
- Revisi UU Sisdiknas Gabungkan 4 UU Terkait Pendidikan, Resentralisasi Guru Dibahas
- Halalbihalal Keluarga Besar Kemendikdasmen: Perkuat Semangat Pengabdian dan Kerja Sama
- Kewaspadaan Terhadap Potensi Bencana Alam Erupsi Gunung Gede dan Gunung Salak di Wilayah Sekitarnya
LPBINU Jabar Gelar Workshop Penilaian Partisipatif Risiko Iklim di Rancaekek
Keterangan Gambar : workshop penilaian partisipatif mengenai risiko iklim dan dampaknya, yang melibatkan siswa dan tenaga pendidik oleh LPBINU Jabar di SMPN 3 Rancaekek, Sabtu (21/9/2024). (Foto: NU Online Jabar)
Kabupaten Bandung, NU Online Jabar
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat menggelar workshop penilaian partisipatif mengenai risiko iklim dan dampaknya, yang melibatkan siswa dan tenaga pendidik. Acara ini diadakan di SMP Negeri 3 Rancaekek, Sabtu (21/9/2024), dengan dihadiri oleh 25 peserta.
Workshop ini merupakan bagian dari program CBCCA (Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat) dan bertujuan untuk membangun ketahanan masyarakat sekolah terhadap ancaman bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Baca Lainnya :
- Bangkitkan Minat Baca Anak, Badan Bahasa Gelar Pertemuan Penulis Komik0
- Kemendikbudiristek Tekankan Pentingnya Pemimpin yang Mengutamakan Layanan Pendidikan Berkualitas0
- Penyelenggaraan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 20240
- Indonesia Raih Dua Emas, Satu Perak, dan Dua Medallion for Excellence pada WSC 20240
- Surat Palsu yang Mengatasnamakan Mendikbudristek0
Muhammad Hiqal Fahrurozi, Manajer Program, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi antara LPBINU Jawa Barat dengan Save the Children Korea dan Save the Children Indonesia. Selama workshop, peserta diajak untuk memahami risiko, kerentanan, dan kapasitas sekolah mereka dalam konteks perubahan iklim.
Sementara itu, Ketua LPBINU Jabar, Dadang Sudardja menyatakan bahwa tujuan utama kegiatan ini meliputi:
1. Mengidentifikasi risiko dan ancaman serta kapasitas sekolah terkait perubahan iklim dan bencana.
2. Memahami konsep dan implementasi Sekolah Siaga Bencana (SPAB) untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
3. Mengembangkan keterampilan kolaboratif siswa dan guru dalam pendidikan pengurangan risiko bencana.
4. Meningkatkan kemampuan sekolah dalam menyusun dokumen kesiapsiagaan yang komprehensif.
Output yang diharapkan dari workshop ini mencakup rekapitulasi penilaian partisipatif melalui standar SPAB, laporan hasil pengkajian, dan rekomendasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah tentang langkah-langkah konkret dalam menghadapi bencana.
Workshop yang difasilitasi oleh Nandang Cahyono, Vera, dan Ita dari LPBINU Jawa Barat berlangsung dengan antusiasme tinggi dari peserta, menunjukkan komitmen mereka dalam proses belajar yang berkelanjutan.
“Dengan kegiatan ini, LPBINU Jawa Barat berharap dapat memperkuat ketahanan masyarakat sekolah dan menciptakan lingkungan yang lebih siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim,” tandas Wa Dadang, sapaan akrab Ketua LPBINU Jabar.
Sumber berita spab.kemdikbud.go.id, Publisher (Nurjolis/Andik)
