- Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025
- Lebih Dari 1.200 Guru SMK dan Instruktur LKP Siap Tingkatkan Kompetensi
- Menyuarakan Kembali Semangat Kartini dalam Bedah Buku Trilogi Kartini
- Kemendikdasmen Dorong Kolaborasi Pusat dan Daerah Ciptakan Lembaga Pendidikan yang Berkualitas
- Bergabunglah dalam Workshop & Sosialisasi Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025!
- Kemendikdasmen Apresiasi Penyelenggaraan Program Bahasa Inggris BERCERITA di Kabupaten Belitung
- Kemendikdasmen Tegaskan Komitmen Indonesia dalam Program Prioritas SEAMEO 2021–2030
- Revisi UU Sisdiknas Gabungkan 4 UU Terkait Pendidikan, Resentralisasi Guru Dibahas
- Halalbihalal Keluarga Besar Kemendikdasmen: Perkuat Semangat Pengabdian dan Kerja Sama
- Kewaspadaan Terhadap Potensi Bencana Alam Erupsi Gunung Gede dan Gunung Salak di Wilayah Sekitarnya
Mendikdasmen Kaitkan Puasa dengan Penguatan Karakter Bangsa Dalam Mewujudkan Generasi Emas
Keterangan Gambar : Mendikdasmen Kaitkan Puasa dengan Penguatan Karakter Bangsa Dalam Mewujudkan Generasi Emas
Jakarta, 2 Maret 2025 – Ibadah puasa menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti berkaitan erat dengan pembentukan karakter manusia. Melalui puasa, seorang manusia ditempa untuk menjadi makhluk yang berkarakter mulia. SDM berkarakter unggul ini menjadi nilai luhur yang harus tercermin dalam diri seluruh insan pendidikan.
Dalam ceramahnya yang bertema Pendidikan Akhlak Menuju Generasi Emas 2045, Menteri Mu`ti mengatakan Puasa sebagai syariat Islam yang bertujuan untuk membawa, mendidik, dan menuntun manusia agar mendapatkan kebahagiaan dalam hidup dan menjadi makhluk yang mulia. "Puasa bukan sekadar ritual tapi bagian dari sarana dan proses pendidikan agar kita menjadi hamba Allah yang berakhlakul karimah," ujarnya sesaat sebelum pelaksanaan salat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (1/3).
Indonesia 2045 merupakan generasi yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Cita-cita itu secara konstitusional tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 33 ayat 1. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea keempat disebutkan bahwa di antara tujuan didirikannya negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Baca Lainnya :
- Kunjungi Sekolah, Mendikdasmen dan Komisi X DPR RI Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter0
- Waspada Hoaks Rekrutmen Asesor Sekolah/Madrasah 20250
- Asa Siswi Kalimantan Utara Meraih Mimpi Menjadi Atlet Renang Nasional0
- Revitalisasi Bahasa Daerah 2025—2029: Komitmen Berkelanjutan dalam Pelestarian Bahasa Ibu0
- Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025: Pelestarian Bahasa Daerah Amanat Konstitusi0
Sementara dalam pasal 33 ayat 1 UUD 45 disebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Kemudian, dikaitkan dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan Menteri Mu`ti, tujuan dan fungsi pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang beriman, bertakwa berakhlak mulia, cerdas, terampil, bertanggung jawab terhadap masyarakat masa depan bangsa dan negaranya serta generasi yang demokratis.
“Kaitan antara tujuan didirikannya negara dan tujuan pendidikan maka ibadah puasa sangat erat kaitannya,” tutur Mendikdasmen di hadapan ribuan jamaah. Hal ini diperkuat dengan hasil kajian beberapa tafsir yang menyebut bahwa ibadah puasa merupakan bagian proses edukatif untuk menjadikan manusia makhluk yang bertakwa.
Puasa adalah stimulus bagi manusia dalam mengembangkan potensi baiknya melalui pensucian jiwa. “Ibadah puasa adalah kesempatan untuk membersihkan jiwa kita, ruhani kita dari sifat yang tercela yang mendorong kita pada perbuatan nista yang membuat manusia jatuh pada derajat yang serendah-rendahnya,” jelas Menteri Mu`ti.
Lebih lanjut Mendikdasmen menerangkan, Generasi Emas 2045 adalah manusia yang serba tahu. Generasi yang bertakwa (faithful) yakni memiliki ketakwaan karena kunci kemuliaan manusia dan kejayaan bangsa berada pada diri orang beriman dan berilmu pengetahuan. Lalu, generasi emas adalah generasi yang serba bisa dan terampil (skillful, capable). Generasi emas adalah generasi yang rendah hati (humble) yakni senantiasa menciptkan kemaslahatan di muka bumi, berada pada jalan yang benar, berani berkata benar, dan memiliki sikap hidup sederhana serta suka membantu sesama.
“Generasi emas ini bisa dibentuk melalui puasa yang melatih kita untuk menjadi manusia yang mampu menahan diri, tidak rakus, merasa cukup dengan apa yang kita konsumsi, bersyukur dan mampu meningkatkan derajat kehidupannya dengan berderma kepada sesama,” terang dia.
Menurut Mu`ti, sikap-sikap ini harus dimiliki oleh generasi masa depan agar mereka tidak hanya sukses bagi diri mereka sendiri melainkan juga memiliki komitmen untuk memajukan masyarakat dan berdedikasi demi kemajuan bangsa dan negara.
Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Laman: kemdikbud.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikbud.go.id/main/blog/category/siaran-pers
#PendidikanBermutuuntukSemua
#KemendikdasmenRamah
#RamadanTenangMenyenangkan
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 101/sipers/A6/III/2025
Penulis: Pengelola Web Kemendikdasmen
Editor: Editor BKHM
