- Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025
- Lebih Dari 1.200 Guru SMK dan Instruktur LKP Siap Tingkatkan Kompetensi
- Menyuarakan Kembali Semangat Kartini dalam Bedah Buku Trilogi Kartini
- Kemendikdasmen Dorong Kolaborasi Pusat dan Daerah Ciptakan Lembaga Pendidikan yang Berkualitas
- Bergabunglah dalam Workshop & Sosialisasi Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025!
- Kemendikdasmen Apresiasi Penyelenggaraan Program Bahasa Inggris BERCERITA di Kabupaten Belitung
- Kemendikdasmen Tegaskan Komitmen Indonesia dalam Program Prioritas SEAMEO 2021–2030
- Revisi UU Sisdiknas Gabungkan 4 UU Terkait Pendidikan, Resentralisasi Guru Dibahas
- Halalbihalal Keluarga Besar Kemendikdasmen: Perkuat Semangat Pengabdian dan Kerja Sama
- Kewaspadaan Terhadap Potensi Bencana Alam Erupsi Gunung Gede dan Gunung Salak di Wilayah Sekitarnya
Siswa Indonesia Raih Medali Emas di Kancah Internasional dengan Karya Inovatif Ramah Lingkungan

Keterangan Gambar : Siswa Indonesia Raih Medali Emas di Kancah Internasional dengan Karya Inovatif Ramah Lingkungan
Thailand, Kemendikdasmen - Siswa Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah Internasional. Produk inovatif karya siswa SMA Labschool Cibubur berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi penemuan internasional bertajuk Thailand Inventors Day yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada 2 dan 6 Februari 2025. Kompetisi ini diikuti oleh 699 tim dari berbagai negara tanpa klasifikasi tingkat pendidikan atau usia.
Tim Indonesia, yang terdiri dari siswa kelas X SMA Labschool Cibubur, menciptakan biopestisida ramah lingkungan bernama Spyte, yang terbuat dari limbah teh hitam dan ekstrak cabai. Produk ini dirancang untuk mengendalikan hama ulat daun teh tanpa merusak lingkungan. Dalam presentasi berjudul “Spyte: Bio Pesticide from Black Tea Waste (Camellia Sinensis) and Chili (Capsicum Frutescens) Extract Against Tea Worms (Chrysodeixis Chalcites)”, inovasi ini berhasil memukau para juri dan meraih medali emas.
Ketua tim penelitian Spyte, Inspira Ainunnisa, bersama dengan timnya, telah melakukan upaya dalam menemukan bahan-bahan daur ulang dan ramah lingkungan untuk pengembangan biopestisida Spyte. Dalam penjelasannya, Inspira menyampaikan bahwa Spyte tidak hanya efektif dalam membasmi hama, tetapi juga berfungsi untuk melindungi tanaman peliharaan di rumah.
"Upaya pemberantasan hama ini harus dipastikan tidak merusak lingkungan hidup," ujar Inspira.
Produk Spyte telah melalui berbagai uji laboratorium, termasuk uji fitokimia di Universitas Indonesia, dan telah didaftarkan dalam Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
“Komposisi produk Spyte ini sudah melalui uji fitokimia di Departemen Kimia Universitas Indonesia dan telah dicatatkan dalam HAKI dengan nomer EC002024260665 pada tanggal 24 Desember 2024” jelasnya.
Proses pengembangan Spyte melibatkan serangkaian penelitian mendalam, mulai dari uji toksisitas pada tanaman teh hingga pengujian homogenitas dan pH di Laboratorium UI, setelah pengujian di laboratorium SMA Labschool Cibubur. Tim juga melakukan presentasi terbuka dalam bahasa Inggris baik di sekolah maupun saat kompetisi dilaksanakan di Bangkok.
Anggota tim Spyte meliputi Inspira Ainunnisa (ketua), Nayla Larasati, Erin Pramesthi Putri, M. Hafiz Ahyan, Nayaka Pramudya, dan Imanda Sekar. Kedatangan mereka ke tanah air disambut hangat oleh para guru dan orang tua di SMA Labschool Cibubur.
Prestasi yang diraih oleh siswa SMA Labschool Cibubur di Thailand Inventors Day bukan hanya sekadar medali emas, tetapi juga merupakan simbol dari inovasi dan keberlanjutan yang dapat menginspirasi generasi muda Indonesia. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, pelajar Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional dan memberikan kontribusi nyata bagi sektor pertanian serta lingkungan.*** (Christine, Denty)
